Tuesday, June 23, 2020

kebenaran berdasarkan sifatnya yang ada, namum tidak akan pernah mutlak kevalidannya



 kebenaran berdasarkan sifatnya yang ada, namum tidak akan pernah mutlak kevalidannya

                                                  GILANG DWI LAKSANA

Kita sepakat bahwa kebenaran itu nyata namun sifatnya tidak mutlak. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Dan kitapun sepakat bahwa ke-tidak benaran juga nyata dan sifatnya tidak mutlak. Kita sadar, suatu cerita, berita, redaksi, pengetahuan, sejarah,  ataupun yang lain memiliki unsur kebenaran dan ketidak benaran yang masing masing bersumber dari sumber yang nyata. Sesuatu dikatakan benar minimal ada beberapa syarat, anatara lain memiliki bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki alasan yang logis, dan memiliki fakta ilmiah yang dapat dibuktikan.

walaupun begitu, kebenaran bukti, teori, maupun fakta ilmiah yang disampaikan tidak memiliki legitimasi kevalid-an yang pasti  atas setiap alasan teori. Jika anda bingung simak contoh berikut:
seorang penggembala berteriak sangat kencang bahwa ada harimau yang memangsa dombanya, dia mengatakan bahwa harimau itu datang dari hutan dan menyeret dombanya masuk kedalam hutan. Untuk membuktikan perkataanya, dia menunujukan bukti berupa bekas jejak kaki harimau tersebut, lumuran darah dari dombanya yang dimakan harimau. Fakta ilmiah yang ada yaitu bahwa harimau adalah hewan karnivora yang memakan daging, dia buas dan tinggal dihutan. Teori yang dia kemukakan bahwa hutan  tempat harimau tinggal sudah beralih fungsi menjadi tempat tinggal penduduk sehingga harimau kehilangan habitat berburunya sampai-sampai ia memakan ternak warga karena kelaparan.

Dari bukti,teori,maupun fakta ilmiah yang disampaikan penggembala sangat logis dan dapat dipercaya, namun sekali lagi tidak ada limit ke-validan yang bisa menjadi kebenaran yang mutlak. Dari contoh kasus diatas bisa dianalisis bahwa tidak ada jaminan kalau
1.Jejak kaki yang ditunjukan merupakan jejak kaki harimau, karena warga belum pernah melihat bentuk telapak kaki harimau
2.darah yang tercecer merupakan darah domba, karena semua darah hewan mamalia berwarna merah
3.harimau bukan satu-satunya hewan karnivora
4.jika lahan hutan menjadi gundul kenapa yang datang ke pemukiman hanya harimau.

Dalam kasus ini jangan berfikir tentang warga bisa mengecek bentuk kaki harimau di google, atau warga bisa mengetes DNA bahwa darah yang tercecer merupakan darah dari spesies domba. Kita ibaratkan bahwa bukti yang ada merupakan sesuatu yang baru dan belum bisa dibuktikan dengan sains. Hal semacam ini pernah terjadi dimasa eropa kuno saat gereja romawi menerima teori aristotles tentang bumi sebagai pusat tata surya dan percaya bahwa semua pelanet mengelilingi bumi sabagai pusat tata surya. Pandangan aristotles tentang bumi sebagai pusat tata surya dipercaya oleh gereja katolik dan teori ini dianggap benar selama ratusan tahun sampai galileo lahir. galileo membuat pernyataan yang mengejutkan bahwa semua pelanet di tata surya termasuk bumi mengelilingi matahari. Pernyataan mengejutkan ini berlawanan dengan teori Copernicus milik aristotles yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi bukan matahari. sontak teori ini mendapatkan respon negative dari gereja roma dan akhirnya galileo diadili atas pernyataannya itu. Ia menjadi tahanan rumah disisa akhir hidupnya setelah ia dipaksa untuk mempercayai teori Copernicus.

Hari ini kita percaya bahwa bentuk bumi itu bulat. Kepercayaan ini timbul karena adanya bukti, teori, dan fakta ilmiah yang disampaikan oleh pihak yang dipercaya. Bukti yang disampaikan anatara lain potret foto dan video bentuk bumi dari stasiun luar angkasa, teori yang disampaikan antara lain adanya pebedaan zona waktu disetiap daerah. Teori dan fakta ini tentu sangat logis dan meyakinkan, namun sekali lagi tidak ada jaminan limit kevalidan atas semua bukti yang ada. Para penganut flat earth atau bumi datar juga memiliki teori mereka sendiri yang membuktikan bahwa bumi itu datar, bahkan mereka mengatakan bahwa foto dan video yang disampaikan nasa itu palsu. Nasa tidak mau kalah mereka menguji keaslian foto dan video-nya kepada ahli IT. Namun sekali lagi ahli IT juga menguji keaslian foto tersebut dengan berbagai teori dan logika mesin yang sama sama dibuat manusia. Artinya mereka juga menguji sebuah teori dengan teori lain. Sama halnya aristotles yang sangat yakin dengan teorinya bahwa bumi sebagai pusat tata surya nyatanya salah,karena mau sebagus apapun teorinya tidak ada kevalidan mutlak atas semua teori dan pembuktian.

Jika dalam sains saja orang-orang terus mencari kebenaran atas setiap peristiwa alam, apalagi dengan sejarah yang teorinya berasal dari mulut kemulut, naskah ke naskah atau penulis ke penulis lain. tentu sangat rentan terjadinya perbedaan yang terjadi dalam sejarah. Apalagi ada istilah “sejarah ditulis oleh pemenang” tentu saja hal ini menyebabkan sejarah sangat rentan dikarang ceritanya.
Sampai saat ini belum ada kevalidan tentang sejarah lengsernya soekarno, munculnya supersemar, terbunuhnya munir,wiji tukul dll. Kita hanya diceritakan dan dikisahkan sejarahnya, tanpa pernah tau kebenaranya. Menrut penulis, kemutlakan sejarah hanya dialami oleh para pelaku sejarah, sedangkan orang orang setelah itu tidak akan mendapatkan jaminan kevalidan atas apa yang ia dengar. Jika pembaca berpendapat bahwa sejarah itu benar, diawal paragraf penulis menyampaikan bahwa kebenaran itu ada tapi sifatnya tidak mutlak, artinya tidak memiliki jaminan 100% kebenarannya itu benar, namun hanya 99,99% saja sedangkan 0,1% adalah variable ketidak validan yang akan terus ada layaknya manusia yang hanya diberi kemampuan berpikir oleh tuhan yang terhalang kelogisan dan kecocokan saja.

Dalam kesimpulanya penulis menyampaikan bahwa kebenaran itu ada tapi sifatnya mutlak. Kebenaran menjadi benar bukan karena isinya memuat kevalidan 100%, namun karena dipercaya banyak orang dalam kurun waktu tersebut. Penulis berpesan baik kepada pembaca bahwa jangan terlalu egois untuk menyakini suatu hal hingga tidak mau mendengar pendapat yang disampaikan orang lain, karena bisa jadi kebenaran baru muncul dari 0,1% ketidak validan suatu kebenaran.


tidak satu rel dengan syaitan dan malaikat menjadikan manusia istimewa


                      tidak satu rel dengan  syaitan dan malaikat menjadikan manusia istimewa

                                                        Gilang Dwi Laksana

Dalam agama samawa tuhan menciptakan tiga makhluk sebagai ciptaannya. Tiga makhluk tersebut adalah syaitan,malaikat dan manusia.ketiganya hidup dengan garis takdirnya masing masing. Tuhan telah menceritakan ketiganya dalam banyak peristiwa Tidak satu rel dengan, kitab suci, maupun literatur tentang bagaimana vonis ketiganya setelah hari akhir tiba.

Syaitan digariskan takdirnya sebagai penghuni abadi neraka. Vonis ini dijatuhkan ketika mereka  tidak mau sujud kepada adam saat manusia pertama itu diciptakan. Kesombongan mereka menyebabkan tuhan menjatuhkan vonis neraka bahkan kepada anak-anak syaitan yang tidak tau menau dosa nenek moyangnya yang membangkan dengan sombongnya tidak mau sujud kepada adam atas perintah  tuhannya. Vonis ini menyebakan semua garis keturunan syaitan akan selalu berbuat dosa dan keburukan karena mau sebaik apapun mereka vonisnya tetap neraka.

Berbeda dengan syaitan, malaikat memiliki vonis yng lebih mujur. Mereka diciptakan tanpa pengindraan dan hawa nafsu, mereka ditakdirkan untuk melayani tuhanya dengan menjalankan tugasnya masing-masing. Malaikat dikisahkan sebagai makhluk yang tidak pernah membangkang perintah tuhannya dan akan berada disisi terbaik tuhannya sampai hari akhir tiba. mereka akan selalu mendapatkan pundi pundi kebaikan karena itulah malaikat diciptakan.

Yang ketiga adalah manusia. Diantara dua makhluk sebelumnya hanya manusia yang tidak mendapat vonis surga neraka dari tuhannya. Mereka diberi kebebasan dalam menentukan arah tujuan akhir pelabuhnya.meski dalam garis takdirnya yang rahasia manusia akan tetap hidup dalam kebebasan bernavigasi untuk menentukan posisi akhir dirinya ketika semua berakhir.
Dalam menentukan kebebasan ini tuhan memberikan dua sisi yang masing masing bertolak belakang bak magnet yang saling tolak menolak. Satu sisi merupakan hambatan bagi manusia untuk mencapai moksa kebahagiaan sorga, satu sisi lagi adalah alat navigasi yang diberikan tuhan untuk membantu dirinya menentukan arah dan jalan dalam mencapai tujuan akhirnya.

Terlepas dari tuntunan kitab suci dan para nabi, secara alami manusia memiliki dua sifat yang memisahkan dirinya dari jalur syaitan yang selalu salah atau jalur malaikat yang selalu benar. satu sifat alami pada diri manusia yang menjadikanya tidak satu rel dengan maiaikat adalah hawa nafsu. Dalam konteks yang lebih dalam ketiga manusia ditanyai apa itu hawa nafsu, mereka biasanya akan mendeskripsikan hawa nafsu sebagai suatu keinginan manusia untuk mencapai sesuatu yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya melalui berbagai macam jalan. Jika ditanya kembali apa “sesuatu” tersebut maka penulis mendeskripsikan adalah segala capaian yang mendatangkan kebahagiaan secara hasrat,dan perasaan. Lalu, apakah semua yang membahagiakan merupakan suatu hal yang buruk? Tentu tidak, namun dalam konteks linguistic yang dibahas penulis pada bagian ini adalah capaian kebahagiaan yang cenderung buruk sehingga menjadikan manusia tidak satu jalur dengan malaikat. Kebahagiaan itu anatara lain keserakahan, ketamakan, kesombongan,  keangkuhan, dan sifat sifat buruk lainnya yang mendatangkan keburukan. Ketamakan membawa dampak kebahagiaan bagi orang yang melakukannya. Dengan menjadi tamak atau serakah mereka akan mendapatkan sesuatu yang bukan miliknya. Tentu perasaan bahagia akan muncul ketika mendapatkan sesuatau yang lebih banyak dari yang semestinya. Namun kebahagiaan yang mereka dapatkan merugikan pihak lain,sehingga dalam konteks ini ketamakan yang mendatangkan kebahagiaan pada pelakunya mendapatkan ganjaran dosa karena menggerogoti kepentingan dan hak orang lain.

Tuhan tidak membiarkan hawa nafsu menjadikan manusia satu lajur dengan syaitan. tuhan memberikan satu alat navigasi pada diri setiap individu manusia untuk berlayar dari kelahiran hingga kematian dalam Samudra alam semesta yang teramat luas. Alat navigasi tersebut adalah akal pikiran dan hati nurani. Akal pikiran yang diberikan tuhan kepada manusia difungsikan untuk membantunya membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sesulit apa membedakan mana yang benar dan mana yang salah? dalam sejarahnya akal dan fikiran manusia tidak tercipta langsung dengan sistem secanggih sekarang. Selama berabad abad akal pikiran manusia terus berubah menuju arah menggembirakan dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kemampuan berpikir yang terus berubah semenjak homo erectus yang masih kesulitan membedekan mana jamur beracun mana jamur yang bisa dimakan hingga ke homo sapiens yang sudah mampu menciptakan system hukum dan norma yang mampu mengatur 7 milyar manusia lebih yang hidup sampai saat ini.
Namun menjadi homo sapiens  tidak menjadikan akal pikiran manusia menjadi sempurna dengan cepat. Banyak ras manusia yang masih kesulitan membedakan mana benar mana salah. Sebelum perang dunia 2 mengakhiri perang perang dingin selama beratus ratus abad semenjak perang salib sampai serangan pearl harbour, manusia masih blum bisa membedakan dengan baik bahwa damai itu benar dan perang itu salah. Meski perang dibenarkan oleh beberapa agama dalam alasan tertentu namun tetap saja jalan damai adalah sisi tolak balik dari perang yang setiap harinya menebas jutaan kepala dan membuat anak anak menjadi gila mendengar jeritan peluru setiap pagi, dan kehilangan ayah setiap sore.

pemikir pemikir hebat seperti aris totles,plato, galileo,newton,,davinci,john lock atau tokoh filsuf lain berhasil mengubah eropa kuno yang kepercayaan pada gereja masih sangat kuat menjadi eropa modern yang humanisme. Tokoh tokoh tersebut menggunakan akal pikiranya untuk memberi tahu bahwa terlihat seperti penyihir bukan berarti harus dihukum gantung, atau mengatakan bahwa bumi mengelilingi matahari tidak harus dikuliti, atau juga memberi tahu pemerintah bahwa diskriminasi kepada orang berkulit hitam merupakan perbuatan yang keji.

Pikiran pikiran tersebut terus dikembangkan menjadi filsafat yang kemudian dikembangkan lagi menjadi hukum dan norma sebagai bentuk tertulis tentang pemikiran manusia yang berhasil memilah milah kebenaran dan kesalahan. dari sini bisa disimpulkan bahwa akal pikiran manusia yang dianugrahkan tuhan kepada manusia berhasilkan membedakan kita dari binatang, dimana kita dulu sama sama mengendus jamur untuk membedakan mana yang beracun mana yang tidak menjadi manusia sekarang yang cukup mendapatkan jamur dari belakang smarphone kita, sedangkan hewan hewan masih mengendus jamur hingga sekarang.

Tidak adanya vonis surga neraka pada diri manusia menjadikan kita istimewa, menjadikan kita makhluk yang berbeda dari dua makhluk lainnya. Kita diberi kebebasan dan keluwesan untuk memilih jalan kita sendiri, dbekali akal pikiran dan diganduli hawa nafsu menjadikan manusia makhluk yang special. Manusia bisa bernavigasi sendiri menentukan arah rel-nya sedangkan syaitan dan malaikat sudah ditentukan pelabuhanya masing masing. Bersyukurlah…