kebenaran berdasarkan sifatnya yang ada, namum
tidak akan pernah mutlak kevalidannya
GILANG DWI LAKSANA
Kita sepakat bahwa kebenaran itu nyata namun sifatnya tidak
mutlak. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Dan kitapun
sepakat bahwa ke-tidak benaran juga nyata dan sifatnya tidak mutlak. Kita
sadar, suatu cerita, berita, redaksi, pengetahuan, sejarah, ataupun yang lain memiliki unsur kebenaran
dan ketidak benaran yang masing masing bersumber dari sumber yang nyata.
Sesuatu dikatakan benar minimal ada beberapa syarat, anatara lain memiliki
bukti yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki alasan yang logis, dan
memiliki fakta ilmiah yang dapat dibuktikan.
walaupun begitu, kebenaran bukti, teori, maupun fakta ilmiah
yang disampaikan tidak memiliki legitimasi kevalid-an yang pasti atas setiap alasan teori. Jika anda bingung
simak contoh berikut:
seorang penggembala berteriak sangat kencang bahwa ada
harimau yang memangsa dombanya, dia mengatakan bahwa harimau itu datang dari
hutan dan menyeret dombanya masuk kedalam hutan. Untuk membuktikan perkataanya,
dia menunujukan bukti berupa bekas jejak kaki harimau tersebut, lumuran darah
dari dombanya yang dimakan harimau. Fakta ilmiah yang ada yaitu bahwa harimau
adalah hewan karnivora yang memakan daging, dia buas dan tinggal dihutan. Teori
yang dia kemukakan bahwa hutan tempat
harimau tinggal sudah beralih fungsi menjadi tempat tinggal penduduk sehingga
harimau kehilangan habitat berburunya sampai-sampai ia memakan ternak warga
karena kelaparan.
Dari bukti,teori,maupun fakta ilmiah yang disampaikan
penggembala sangat logis dan dapat dipercaya, namun sekali lagi tidak ada limit
ke-validan yang bisa menjadi kebenaran yang mutlak. Dari contoh kasus diatas
bisa dianalisis bahwa tidak ada jaminan kalau
1.Jejak kaki yang ditunjukan merupakan jejak kaki harimau,
karena warga belum pernah melihat bentuk telapak kaki harimau
2.darah yang tercecer merupakan darah domba, karena semua
darah hewan mamalia berwarna merah
3.harimau bukan satu-satunya hewan karnivora
4.jika lahan hutan menjadi gundul kenapa yang datang ke
pemukiman hanya harimau.
Dalam kasus ini jangan berfikir tentang warga bisa mengecek
bentuk kaki harimau di google, atau warga bisa mengetes DNA bahwa darah yang
tercecer merupakan darah dari spesies domba. Kita ibaratkan bahwa bukti yang
ada merupakan sesuatu yang baru dan belum bisa dibuktikan dengan sains. Hal
semacam ini pernah terjadi dimasa eropa kuno saat gereja romawi menerima teori
aristotles tentang bumi sebagai pusat tata surya dan percaya bahwa semua
pelanet mengelilingi bumi sabagai pusat tata surya. Pandangan aristotles
tentang bumi sebagai pusat tata surya dipercaya oleh gereja katolik dan teori
ini dianggap benar selama ratusan tahun sampai galileo lahir. galileo membuat
pernyataan yang mengejutkan bahwa semua pelanet di tata surya termasuk bumi
mengelilingi matahari. Pernyataan mengejutkan ini berlawanan dengan teori
Copernicus milik aristotles yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi
bukan matahari. sontak teori ini mendapatkan respon negative dari gereja roma
dan akhirnya galileo diadili atas pernyataannya itu. Ia menjadi tahanan rumah
disisa akhir hidupnya setelah ia dipaksa untuk mempercayai teori Copernicus.
Hari ini kita percaya bahwa bentuk bumi itu bulat.
Kepercayaan ini timbul karena adanya bukti, teori, dan fakta ilmiah yang
disampaikan oleh pihak yang dipercaya. Bukti yang disampaikan anatara lain
potret foto dan video bentuk bumi dari stasiun luar angkasa, teori yang
disampaikan antara lain adanya pebedaan zona waktu disetiap daerah. Teori dan
fakta ini tentu sangat logis dan meyakinkan, namun sekali lagi tidak ada
jaminan limit kevalidan atas semua bukti yang ada. Para penganut flat earth
atau bumi datar juga memiliki teori mereka sendiri yang membuktikan bahwa bumi
itu datar, bahkan mereka mengatakan bahwa foto dan video yang disampaikan nasa
itu palsu. Nasa tidak mau kalah mereka menguji keaslian foto dan video-nya
kepada ahli IT. Namun sekali lagi ahli IT juga menguji keaslian foto tersebut
dengan berbagai teori dan logika mesin yang sama sama dibuat manusia. Artinya
mereka juga menguji sebuah teori dengan teori lain. Sama halnya aristotles yang
sangat yakin dengan teorinya bahwa bumi sebagai pusat tata surya nyatanya
salah,karena mau sebagus apapun teorinya tidak ada kevalidan mutlak atas semua
teori dan pembuktian.
Jika dalam sains saja orang-orang terus mencari kebenaran
atas setiap peristiwa alam, apalagi dengan sejarah yang teorinya berasal dari
mulut kemulut, naskah ke naskah atau penulis ke penulis lain. tentu sangat
rentan terjadinya perbedaan yang terjadi dalam sejarah. Apalagi ada istilah
“sejarah ditulis oleh pemenang” tentu saja hal ini menyebabkan sejarah sangat
rentan dikarang ceritanya.
Sampai saat ini belum ada kevalidan tentang sejarah
lengsernya soekarno, munculnya supersemar, terbunuhnya munir,wiji tukul dll.
Kita hanya diceritakan dan dikisahkan sejarahnya, tanpa pernah tau kebenaranya.
Menrut penulis, kemutlakan sejarah hanya dialami oleh para pelaku sejarah,
sedangkan orang orang setelah itu tidak akan mendapatkan jaminan kevalidan atas
apa yang ia dengar. Jika pembaca berpendapat bahwa sejarah itu benar, diawal
paragraf penulis menyampaikan bahwa kebenaran itu ada tapi sifatnya tidak
mutlak, artinya tidak memiliki jaminan 100% kebenarannya itu benar, namun hanya
99,99% saja sedangkan 0,1% adalah variable ketidak validan yang akan terus ada
layaknya manusia yang hanya diberi kemampuan berpikir oleh tuhan yang terhalang
kelogisan dan kecocokan saja.
Dalam kesimpulanya penulis menyampaikan bahwa kebenaran itu
ada tapi sifatnya mutlak. Kebenaran menjadi benar bukan karena isinya memuat
kevalidan 100%, namun karena dipercaya banyak orang dalam kurun waktu tersebut.
Penulis berpesan baik kepada pembaca bahwa jangan terlalu egois untuk menyakini
suatu hal hingga tidak mau mendengar pendapat yang disampaikan orang lain,
karena bisa jadi kebenaran baru muncul dari 0,1% ketidak validan suatu
kebenaran.